Rabu, 06 Maret 2013

Artikel Teknologi informasi dan komunikasi

  • TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI : KONSEP DAN PERKEMBANGANNYAI. Pendahuluan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai bagian dari ilmupengetahuan dan teknologi (IPTEK) secara umum adalah semua yang teknologiberhubungan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan,penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi (Kementerian Negara Riset danTeknologi, 2006: 6). Tercakup dalam definisi tersebut adalah semua perangkat keras,perangkat lunak, kandungan isi, dan infrastruktur komputer maupun (tele)komunikasi.Istilah TIK atau ICT (Information and Communication Technology), atau yang dikalangan negara Asia berbahasa Inggris disebut sebagai Infocom, muncul setelahberpadunya teknologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya)dan teknologi komunikasi sebagai sarana penyebaran informasi pada paruh keduaabad ke-20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang sangat pesat, jauhmelampaui bidang-bidang teknologi lainnya. Bahkan sampai awal abad ke-21 ini,dipercaya bahwa bidang TIK masih akan terus pesat berkembang dan belum terlihattitik jenuhnya sampai beberapa dekade mendatang. Pada tingkat global,perkembangan TIK telah mempengaruhi seluruh bidang kehidupan umat manusia.Intrusi TIK ke dalam bidang-bidang teknologi lain telah sedemikian jauh sehinggatidak ada satupun peralatan hasil inovasi teknologi yang tidak memanfaatkanperangkat TIK. Membicarakan pengaruh TIK pada berbagai bidang lain tentu memerlukanwaktu diskusi yang sangat panjang. Dalam makalah ini, kaitan TIK dengan prosespembelajaran disoroti lebih dibanding dengan kaitannya dengan bidang lain. Tanpamengecilkan pengaruh TIK di bidang lain, bidang pembelajaran mendapatkanmanfaat lebih dalam kaitannya dengan kemampuan TIK mengolah dan menyebarkaninformasi.II. Perkembangan TIK Bila dilacak ke belakang, terdapat beberapa tonggak perkembangan teknologiyang secara nyata memberi sumbangan terhadap eksistensi TIK saat ini. Pertamaadalah temuan telepon oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1875. Temuan inikemudian ditindaklanjuti dengan penggelaran jaringan komunikasi dengan kabel yangmelilit seluruh daratan Amerika, bahkan kemudian diikuti pemasangan kabelkomunikasi trans-atlantik. Inilah infrastruktur masif pertama yang dibangun manusiauntuk komunikasi global. Memasuki abad ke-20, tepatnya antara tahun 1910-1920,terealisasi transmisi suara tanpa kabel melalui siaran radio AM yang pertama(Lallana, 2003:5). Komunikasi suara tanpa kabel segera berkembang pesat, dankemudian bahkan diikuti pula oleh transmisi audio-visual tanpa kabel, yang berwujudsiaran televisi pada tahun 1940-an. Komputer elektronik pertama beroperasi padatahun 1943, yang kemudian diikuti oleh tahapan miniaturisai komponen elektronikmelalui penemuan transistor pada tahun 1947, dan rangkaian terpadu (integratedelectronics) pada tahun 1957. Perkembangan teknologi elektronika, yang merupakansoko guru TIK saat ini, mendapatkan momen emasnya pada era perang dingin.Persaingan IPTEK antara blok Barat (Amerika Serikat) dan blok Timur (eks UniSovyet) justru memacu perkembangan teknologi elektronika lewat upayaminiaturisasi rangkaian elektronik untuk pengendali pesawat ruang angkasa maupun 2
  • mesin-mesin perang. Miniaturisasi komponen elektronik, melalui penciptaanrangkaian terpadu, pada puncaknya melahirkan mikroprosesor. Mikroprosesor inilahyang menjadi ‘otak’ perangkat keras komputer, dan terus berevolusi sampai saat ini. Di lain pihak, perangkat telekomunikasi berkembang pesat saat mulaidiimplementasi-kannya teknologi digital menggantikan teknologi analog yang mulaimenampakkan batas-batas maksimal pengeksplorasiannya. Digitalisasi perangkattelekomunikasi kemudian berkonvergensi dengan perangkat komputer yang dari awalmerupakan perangkat yang mengadopsi teknologi digital. Produk hasil konvergensiinilah yang saat ini muncul dalam bentuk telepon seluler. Di atas infrastrukturtelekomunikasi dan komputasi inilah kandungan isi (content) berupa multimedia,mendapatkan tempat yang tepat untuk berkembang. Konvergensi telekomunikasi-komputasi-multimedia inilah yang menjadi ciri abad ke-21, sebagaimana abad ke-18dicirikan oleh revolusi industri. Bila revolusi industri menjadikan mesin-mesinsebagai pengganti ‘otot’ manusia maka revolusi digital (karena konvergensitelekomunikasi-komputasi-multimedia terjadi melalui implementasi teknologi digital)menciptakan mesin-mesin yang mengganti (atau setidaknya meningkatkankemampuan) ‘otak’ manusia. Indonesia pernah menggunakan istilah telematika (telematics) untuk maksudyang kurang lebih sama dengan TIK yang kita kenal saat ini. Encarta Dictionarymendeskripsikan telematics sebagai telecommunication+informatics(telekomunikasi+informatika) meskipun sebelumnya kata itu bermakna science ofdata transmission. Pengolahan informasi dan pendistribusiannya melalui jaringantelekomunikasi membuka banyak peluang untuk dimanfaatkan di berbagai bidangkehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan. Ide untuk menggunakan mesin-belajar, membuat simulasi proses-proses yang rumit, animasi proses-proses yang sulitdideskripsikan, sangat menarik minat praktisi pembelajaran. Tambahan lagi,kemungkinan untuk melayani pembelajaran yang tak terkendala waktu dan tempat,juga dapat difasilitasi oleh TIK. Sejalan dengan itu mulailah bermunculan berbagaijargon berawalan e, mulai dari e-book, e-learning, e-laboratory, e-education, e-library dan sebagainya. Awalan e- bermakna electronics yang secara implisitdimaknai berdasar teknologi elektronika digital.III. Kebijakan Nasional bidang TIK Menyadari pentingnya TIK sebagai bidang yang berperan besar dalampembangunan nasional, Kementerian Negara Riset dan Teknologi memberikan arahansektor-sektor yang diprioritaskan untuk dikembangkan melalui kegiatan riset, antaralain: infrastruktur informasi, perangkat lunak, kandungan informasi (informationcontent), pengembangan SDM dan kelembagaan, pengembangan regulasi danstandarisasi (Kementerian Negara Riset dan Teknologi, 2006: 5).IV. Infrastruktur Informasi Infrastruktur informasi terdiri atas beberapa aspek yang seluruhnya harusdibangun secara paralel dan saling menunjang. Aspek pertama adalah jaringanfisikyang berfungsi sebagai jalan raya informasi baik pada tingkat jaringan tulang-punggung maupun tingkat akses pelanggan. Jaringan tulang punggung harus mampumenghubungkan seluruh daerah Indonesia sampai wilayah pemerintahan terkecil.Pada tingkat akses pelanggan harus memungkinkan tersedianya akses yang murah danmemadai bagi masyarakat luas. 3
  • Aspek kedua menekankan pada kemanfaatan sebesar-besarnya pengelolaansumber informasi bagi seluruh komponen masyarakat. Kondisi ini dapat dicapaimelalui diwujudkannya interoperabilitas sumber daya informasi yang tersebar luassehingga dapat dimanfaatkan secara efisien dan efektif oleh seluruh pemangkukepentingan. Aspek terakhir adalah pengembangan perangkat keras, baik di sisi jaringanmaupun di sisi terminal. Pengembangan ini harus dirancang berdasarkan kebutuhandan kondisi jaringan yang ada di Indonesia, dengan mengadopsi sistem terbuka danmenanamkan tingkat kecerdasan tertentu untuk memudahkan integrasi sistem danpengembangannya di masa depan.V. Perangkat Lunak Pengembangan perangkat lunak diarahkan pada realisasi sistem aplikasi yangmampu menunjang proses transaksi ekonomi yang cepat dan aman, serta pengambilankeputusan yang benar dan cepat. Harga yang terjangkau dan daya saing pada tingkatinternasional merupakan salah satu kriteria yang dipersyaratkan, khususnyamendukung kebijakan substitusi impor. Perangkat lunak sistem operasi dengan kehandalan tinggi dan kebutuhansumber daya memori maupun prosesor yang minimal serta fleksibel terhadapperangkat keras maupun program aplikasi yang baru, merupakan prioritas yang harusdikembangkan. Program aplikasi juga perlu dikembangkan, terutama yang terkaitdengan sektor perekonomian, industri, pendidikan, maupun pemerintahan. Dalam mempercepat pengembangan dan pendayagunaan perangkat lunak,perlu pula ditinjau implementasi konsep open source. Penerapan konsep open sourceini diharapkan mampu menggalakkan industri perangkat lunak dengan partisipasiseluruh lapisan masyarakat tanpa melakukan pelanggaran hak cipta.VI. Kandungan Informasi Kegiatan pengembangan kandungan informasi (information content) bertujuanmelakukan penataan, penyimpanan, dan pengolahan informasi yang diperlukan untukmeningkatkan efisiensi proses pembangunan, pengorganisasian, pencarian, danpendistribusian informasi. Kegiatan riset dan pengembangan kandungan informasi diawali denganpemetaan berbagai potensi dan informasi nasional beserta pemodelan prosesinformation retrieval. Dengan demikian implementasi information repository daninformation sharing merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pengembanganteknologi informasi dan komunikasi. Pemanfaatan maksimal kandungan informasiyang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan potensi lokal, akumulasi kekayaanseni dan budaya Indonesia yang beraneka ragam dapat pula dieksploitasi sebesar-besarnya untuk menghasilkan produk-produk seni budaya yang berbasis multimedia.VII. Pengembangan SDM Dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) diperlukan upayapeningkatan kemandirian dan keunggulan, yang salah satunya adalah denganmengembangkan sistem pendidikan dan pelatihan untuk membentuk keahlian danketerampilan masyarakat dan peneliti dalam bidang teknologi yang strategis sertamengantisipasi timbulnya kesenjangan keahlian sebagai akibat kemajuan teknologi,khususnya teknologi informasi dan komunikasi. 4
  • VIII. Pengembangan Regulasi dan Standarisasi Program kajian regulasi meliputi penyusunan Undang-Undang danpenyempurnaan berbagai kebijakan terkait bidang teknologi informasi, komunikasidan broadcasting. Salah satunya adalah penyempurnaan Cetak Biru Telekomunikasidan UU Telekomunikasi No. 36/1999 yang sudah mulai ketinggalan denganperkembangan teknologi dan tuntutan masyarakat. Penyelesaian Rancangan UUtentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan berbagai UU lain yang dapatmendorong pertumbuhan aplikasi IT sangatlah diharapkan realisasinya pada tahun2005-2025. Termasuk dalam kerangka regulasi ini adalah mempercepat terlaksananyaproses kompetisi yang sebenar-benarnya dalam penyediaan jasa telekomunikasisehingga dapat memberikan perbaikan kondisi layanan, kemudahan bagi penggunajasa, serta harga yang ekonomis.IX. TIK dalam Pembelajaran Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarahyang cukup panjang. Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisipendidikan sebagai upaya melakukan penyebaran informasi ke satuan-satuanpendidikan yang tersebar di seluruh nusantara, merupakan wujud dari kesadaran untukmengoptimalkan pendayagunaan teknologi dalam membantu proses pembelajaranmasyarakat. Kelemahan utama siaran radio maupun televisi pendidikan adalah tidakadanya interaksi imbal-balik yang seketika. Siaran bersifat searah, dari nara sumberbelajar atau fasilitator kepada pembelajar. Introduksi komputer dengan kemampuannya mengolah dan menyajikantayangan multimedia (teks, grafis, gambar, suara, dan movie) memberikan peluangbaru untuk mengatasi kelemahan yang tidak dimiliki siaran radio dan televisi. Bilatelevisi hanya mampu memberikan informasi searah (terlebih-lebih bila materitayangannya adalah materi hasil rekaman), pembelajaran berbasis teknologi internetmemberikan peluang berinteraksi baik secara sinkron (real time) maupun asinkron(delayed). Pembelajaran berbasis Internet memungkinkan terjadinya pembelajaransecara sinkron dengan keunggulan utama bahwa pembelajar maupun fasilitator tidakharus berada di satu tempat yang sama. Pemanfaatan teknologi video conference yangdijalankan berdasar teknologi Internet, memungkinkan pembelajar berada di manasaja sepanjang terhubung ke jaringan komputer. Selain aplikasi puncak seperti itu,beberapa peluang lain yang lebih sederhana dan lebih murah juga dapatdikembangkan sejalan dengan kemajuan TIK saat ini.X. Buku Elektronik Buku elektronik atau ebook adalah salah satu teknologi yang memanfaatkankomputer untuk menayangkan informasi multimedia dalam bentuk yang ringkas dandinamis. Ke dalam ebook dapat diintegrasikan tayangan suara, grafik, gambar,animasi, maupun movie sehingga informasi yang disajikan lebih kaya dibandingkandengan buku konvensional. Jenis ebook paling sederhana adalah yang sekedar memindahkan bukukonvensional menjadi bentuk elektronik yang ditayangkan oleh komputer. Denganteknologi ini, ratusan buku dapat disimpan dalam satu keping CD atau compact disk(kapasitas sekitar 700MB), DVD atau digital versatile disk (kapasitas 4,7 sampai 8,5GB), ataupun flashdisk (saat ini kapasitas yang tersedia sampai 4 GB). Bentuk yanglebih kompleks dan memerlukan rancangan yang lebih cermat ada pada misalnyaMicrosoft Encarta dan Encyclopedia Britannica yang merupakan ensiklopedi dalam 5
  • format multimedia. Format multimedia memungkinkan ebook menyediakan tidak sajainformasi tertulis tetapi juga suara, gambar, movie dan unsur multimedia lainnya.Penjelasan tentang satu jenis musik, misalnya, dapat disertai dengan cuplikan suarajenis musik tersebut sehingga pengguna dapat dengan jelas memahami apa yangdimaksud oleh penyaji.XI. E-learning Beragam definisi dapat ditemukan untuk e-learning. Victoria L. Tinio,misalnya, menyatakan bahwa e-learning meliputi pembelajaran pada semua tingkatan,formal maupun nonformal yang menggunakan jaringan komputer (intranet maupunekstranet) untuk pengantaran bahan ajar, interaksi, dan/atau fasilitasi (Tinio, tt: 4).Untuk pembelajaran yang sebagian prosesnya berlangsung dengan bantuan jaringaninternet, sering disebut sebagai online learning. Definisi yang lebih luasdikemukakan pada working paper SEAMOLEC, yakni e-learning adalahpembelajaran melalui jasa elektronik (SEAMOLEC, 2003:1). Meski beragam definisinamun pada dasarnya disetujui bahwa e-learning adalah pembelajaran denganmemanfaatkan teknologi elektronik sebagai sarana penyajian dan distribusi informasi.Dalam definisi tersebut tercakup siaran radio maupun televisi pendidikan sebagaisalah satu bentuk e-learning. Meskipun per definisi radio dan televisi pendidikanadalah salah satu bentuk e-learning, pada umumnya disepakati bahwa e-learningmencapai bentuk puncaknya setelah bersinergi dengan teknologi internet. Internet-based learning atau web-based learning dalam bentuk paling sederhana adalah web-site yang dimanfaatkan untuk menyajikan materi-materi pembelajaran. Cara inimemungkinkan pembelajar mengakses sumber belajar yang disediakan oleh narasumber atau fasilitator kapanpun dikehendaki. Bila diperlukan, dapat pula disediakanmailing-list khusus untuk situs pembelajaran tersebut yang berfungsi sebagai forumdiskusi. Fasilitas e-learning yang lengkap disediakan oleh perangkat lunak khususyang disebut perangkat lunak pengelola pembelajaran atau LMS (learningmanagement system). LMS mutakhir berjalan berbasis teknologi internet sehinggadapat diakses dari manapun selama tersedia akses ke internet (Hari Wibawanto,2006). Fasilitas yang disediakan meliputi pengelolaan siswa atau peserta didik,pengelolaan materi pembelajaran, pengelolaan proses pembelajaran termasukpengelolaan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan komunikasi antara pembelajardengan fasilitator-fasilitatornya. Fasilitas ini memungkinkan kegiatan belajar dikelolatanpa adanya tatap muka langsung di antara pihak-pihak yang terlibat (administrator,fasilitator, peserta didik atau pembelajar). ‘Kehadiran’ pihak-pihak yang terlibatdiwakili oleh email, kanal chatting, atau melalui video conference.XII. Aplikasi Lain Selain e-book dan fasilitas e-learning, berbagai aplikasi lain bermunculan (dankadang saling berintegrasi sehingga menimbulkan sinergi) sebagai dampak ikutanperkembangan TIK terutama internet. E-zine dari kata e-magazine, merupakan bentuk digital dari majalahkonvensional. Penerbitan majalah berformat digital memungkinkan ditekannyaongkos produksi (karena tidak perlu mencetak) dan distribusi (karena sekali diuploadke server, seluruh dunia bisa mengaksesnya). Pemutakhiran isinya juga dapatdilakukan dengan sangat cepat sehingga perkembangan mutakhir dapat disajikandengan lebih cepat. Termasuk dalam kategori e-zine ini adalah e-newspaper yang 6
  • berfokus pada berita terkini dan e-journal yang memfokuskan diri pada laporan hasil-hasil penelitian. E-laboratory, merupakan bentuk digital dari fasilitas dan proses-proseslaboratorium yang dapat disimulasikan secara digital. Pada dasarnya, perangkat lunakini adalah perangkat lunak animasi dan simulasi yang dapat dikemas dalam kepingCD, DVD maupun disajikan pada web-site sebagai web-based application (perangkatlunak yang berjalan pada jaringan internet). Blog atau weblog adalah perkembangan mutakhir di bidang web-basedapplication. Ide semula adalah menyediakan fasilitas electronic diary atau buku harianelektronik untuk remaja. Pengguna dapat mengisi buku harian tersebut semudahmenulis email, mengunggah (upload) ke server hanya dengan meng-klik ikon, danhasilnya adalah tayangan tulisan di layar browser. Pemakai internet di manapunberada dapat melihat publikasi tersebut dengan mengakses alamat situs, misalnya:http://hariwibawanto.wordpress.com. Dari sisi kandungan isi, blok sekarang banyakberisi gagasan, ide, dan opini pribadi tentang satu masalah yang menarik secarasubyektif. Meskipun akurasi informasi yang tersaji masih bisa diperdebatkan, tetapiyang penting adalah blog memungkinkan seseorang tanpa pengetahuan desain web-site dapat dengan mudah membuat web-site pribadi dan mengelola maupunmemutakhirkan isinya dengan sangat mudah. Kemudahan lain adalah tersedianyabanyak server blog gratis. Dalam konteks pemanfaatannya bagi proses pembelajaran,kandungan isi blog pembelajar, misalnya, dapat menjadi umpan balik bagi fasilitator.XIII. Konteks Lokal: Universitas Negeri Semarang Salah satu syarat awal keterlibatan sivitas akademika dalam dunia TIK modernadalah computer literate atau melek komputer. Pendekatannya bisa top-down (daridosen turun ke mahasiswa) atau sebaliknya bottom-up (dari mahasiswa naik kedosen), atau dua-duanya berjalan simultan. Pendekatan ketiga itulah yang secaraalami terjadi di Universitas Negeri Semarang (Unnes). Penetrasi budaya masyarakatinformasi yang ditularkan oleh perguruan tinggi besar di Indonesia maupun luarnegeri telah menjadikan sebagian dosen melek komputer dan melek internet lebh duludari rekan-rekannya yang lain. Aset inilah yang secara alami melalui proses interaksisaling memerlukan, menjadi sarana persebaran keterampilan (dan budaya)menggunakan komputer dan internet. Penggarapan lebih serius dilakukan oleh UPT Sumber Belajar dan Mediamelalui kegiatan-kegiatan pelatihan produksi multimedia, perancangan situs web, dansebagainya, yang berlangsung sejak tahun 2000. Dalam kegiatan-kegiatan pelatihanitulah dilakukan pengenalan pemanfaatan komputer untuk pembelajaran, sehinggamenimbulkan gairah belajar-mengajar dengan fasilitas komputer. Sejak itu, mulailah masing-masing jurusan maupun program studimenyediakan fasilitas laboratorium komputer maupun laboratorium produksimultimedia. Kebutuhan yang mendesak terhadap akses internet mulai dilayani olehwarung internet yang bekerjasama dengan UPT Perpustakaan, kemudian disusul olehlayanan serupa di Jurusan Fisika, Jurusan Ekonomi, dan Jurusan Teknik Elektro. Menyadari pentingnya akses Internet dan fasilitas pembelajaran berbasis TIKlainnya, maka pada tahun 2006, melalui program hibah kompetisi INHERENT Unnesberupaya menyatukan jaringan-jaringan komputer lokal yang ada di 8 fakultas denganmenggunakan back-bone serat optik. Upaya itu berhasil dilakukan setelah Unnesmemenangkan hibah INHERENT (Unnes, 2006). Penyatuan jaringan lokal tersebutmemungkinkan dioperasikannya sistem informasi online yang mulai tahun 2007 7
  • dimanfaatkan sebagai sarana heregistrasi, yudisium, dan pengisian KRS secara online.Pengembangan selanjutnya adalah menyatukan beberapa kampus Unnes yang beradadi lokasi lain (misalnya: Program Pascasarjana di Bendan Ngisor dan PGSD diKaranganyar) menjadi satu jaringan dengan kampus pusat di Gunungpati. Sayangnya,keterbatasan anggaran rutin yang disediakan Unnes menjadikan rencana-rencanatersebut hanya dapat dilaksanakan dengan mengandalkan dana-dana dari programhibah kompetisi. Tim-tim yang dibentuk oleh Unnes mendapat tugas berat untukmengajukan dan mempertahankan proposal yang diajukan ke Direktorat PendidikanTinggi, bersaing dengan ratusan perguruan tinggi lain (negeri maupun swasta), agardapat didanai. Beberapa permasalahan yang ditengarai menjadi tantangan pemanfataan TIKbagi pembelajaran di Unnes antara lain adalah: Adanya digital divide dalam konteks lokal Unnes sendiri. Ada kesenjanganantara mahasiswa yang memperoleh kekayaan informasi lebih dengan mahasiswayang memiliki akses informasi terbatas, baik akibat belum meratanya ketersediaanfasilitas, kurangnya keterampilan mengakses informasi, kurangnya dukunganfinansial, maupun oleh sebab-sebab lain yang belum bisa diidentifikasi. Kesenjangandigital ini juga terjadi pada level dosen dan sivitas akademika lainnya. Adanya resistansi atau penolakan baik yang bersifat statik (berupa sifat malasberubah dan malas belajar) maupun agresif (perlawanan, karena menjadi pihak yang‘dirugikan’). Ketergantungan pada sumber dana yang berasal dari hibah kompetisimenjadikan perkembangan TIK di Unnes tidak selalu berjalan sesuai skenario ideal.Hal itu disebabkan setiap program hibah yang diluncurkan Dikti senantiasa memilikiarah dan fokus sendiri, dan tidak selalu bisa dikaitkan dengan implementasi TIK.XIV. Peluang-peluang di Masa Depan Pada Kurikulum Berbasis Kompetensi maupun Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan, termuat mata ajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk SMP/MImaupun SMA/SMK/MA/MAK. Sampai saat ini belum ada Lembaga PendidikanTenaga Kependidikan yang menghasilkan guru dengan spesialisasi pengajarTeknologu Informasi dan Komunikasi. Sebagian besar guru TIK di lapangan adalahguru yang berasal dari bidang keahlian kependidikan lain yang kebetulan ‘bisamengoperasikan komputer’ atau bahkan sarjana-sarjana komputer. Ini merupakanpeluang bagi LPTK seperti Unnes, baik dengan membuka secara khusus programstudi yang terkait dengan TIK ataupun membekali calon guru dengan keterampilanTIK yang memadai sehingga tidak gamang menghadapi penugasan sebagai guru TIK. Ladang garapan lain yang seharusnya digarap LPTK seperti Unnes adalahbidang pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran. Kiranya program studiKurikulum dan Teknologi Pendidikan (dengan penekanan pada frasa terakhir,Teknologi Pendidikan) tepat untuk menggarap bidang tersebut. Berikut adalahsebagian dari daftar panjang bidang-bidang yang seharusnya digarap Unnes sebagaiLPTK: Kajian desain dan implementasi bahan ajar multimedia; Kajian teori-teori belajar terkait proses pembelajaran online; Kajian eksploratif pemanfaatan jaringan Internet dalam proses pembelajaran; Desain dan implementasi perangkat lunak pembelajaran dengan berlandaskanpada teori belajar mutakhir; 8
  • Pemanfaatan secara kreatif aplikasi-aplikasi berbasis internet yang telah adamenjadi alat bantu pembelajaran; Kajian pemanfaatan chatting, blogging, maupun teleconferencing pada prosespembelajaran;XV. Penutup Sebagai institusi yang menghasilkan guru dan tenaga kependidikan lainnya,Unnes masih perlu membenahi dan terus memperbaiki infrastruktur terkait teknologiinformasi dan komunikasi. Perbaikan infrastruktur TIK ini merupakan keniscayaan,mengingat pesatnya perkembangan TIK pada umumnya dan yang terkait denganproses pembelajaran pada khususnya. Selain perbaikan infrastruktur, rekayasa sosialuntuk mendekatkan sivitas akademika dengan TIK perlu dilakukan mengingat bahwaadopsi teknologi hanya berhasil baik apabila disertai dengan penyesuaian-penyesuaianbudaya maupun kebiasaan yang dibawa serta oleh teknologi tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar